Cari Blog Ini

Jumat, 29 Mei 2015

PUISI - Air menjadi Api

Air menjadi Api

Saat api kebencian itu mengalir

Hanya dengan melintasi bayangnya aku remuk

Saat darah kemuakan itu mencair

Hanya dengan menggenggam namanya aku tertusuk

Dengan segala lahar dan magma yang membara

Dengan segala kelam dalam fatamorgana

Menghancurkan mentari yang kusemat untuknya

Membunuh luka yang kutoreh baginya

Apakah berguna hati tanpa rasanya

Apakah melayang jasad tanpa jiwanya

Tapi bagaimana

Jika rasa hanya menusuk kejam hatinya

Jika jiwa sadis menggerogoti jasadnya

Ku tak menyalahkan hujan yang tak basahi tanahku

Ku tak menyalahkan bulan yang tak sinari jalanku

Walaupun akan hancur gunung tanpa kokohnya

Walaupun akan layu tubuh tanpa tulangnya

Demi langit yang menangis mengiba

Demi sahara yang mengerang tandus

Aku mengizin membencimu dengan segenap semesta

Karena tusukan cinta membunuhku tanpa pernah terendus