Cari Blog Ini

Senin, 08 September 2014

They said go green, but.....

“Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”

     Kutipan tersebut merupakan salah satu ayat yang terdapat dalam pasal 33 UUD 1945 dan merupakan salah satu dari sekian banyak UU yang telah ditetapkan untuk mengelola kekayaan Indonesia. Ayat tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa Indonesia merupakan negara yang benar-benar kaya atau bahkan sangat kaya hingga pemerintahannya harus menetapkan suatu perundang-undangan untuk mengatur setiap jejak kekayaanya. Undang-undang ini juga memberitahukan bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia benar memiliki hak akan setiap kekayaan untuk kemakmuran kita. Kemakmuran dalam batasan-batasan yang jarang diindahkan bangsa bahkan pemerintahannya sendiri. 
      Memang dengan seiring perputaran waktu yang menjadikan penduduk Indonesia juga seperti bola salju yang semakin berputar maka akan semakin besar. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tak terkendali, meskipun berbagai regulasi telah ditetapkan untuk menjadikan jumlah yang ideal bagi negara Indonesia. Sebenarnya kepadatan penduduk tidak akan ada dalam kamus kita jika diantara 13.667 buah pulau tidak hanya kurang lebih 3000 pulau yang kita tempati. Haruskah kita berdesak-desakan dalam beberapa pulau yang semakin terasa sempit, dimana kita beranggapan kita yang paling berhak untuk mendudukinya. Terus mengeksploitasi segala kekayaannya dengan dalih untuk kemakmuran bangsa, berpikir untuk memperbaiki dan mengganti segala kerusakannya tanpa pernah bertindak sesuai dengan pikiran tersebut. Bersikap apatis atau bahkan hanya mengikuti euforia gerakan go green yang hanya sebagai pencitraan tanpa pernah benar-benar rela masuk di dalamnya. 
     Bukankah alam telah memberikan hasil optimal dari apa yang dia miliki, jadi mengapa kita tak jua melakukan usaha optimal untuk membalas kebaikannya. Apakah manusia benar-benar tak tahu lagi caranya membalas budi ataukah segala kemakmuran tersebut telah menutup segala inderanya ?. bukan hanya sekali kerusakan yang dialami alam Indonesia, bukan hanya satu wilayah yang merasakan sakitnya. Tetapi hampir disetiap jejak pengeksploitasian alam merasa habis manis sepah dibuang. Apakah salah jika kita melakukan suatu perbaikan yang akan mengeluarkan biaya dari sedikit persenan dari keindahan yang kita sedot. Apakah salah jika alam meminta hak dari kewajiban yang telah ia penuhi. Apakah karena alam tak memiliki mulut sehingga ia tidak akan berbicara. Apakah karena alam tak memiliki mata sehingga ia tidak akan menangis. Apakah karena alam tak memiliki kaki sehingga dia tidak akan berlari mengadu. 
     
Cukup sudah wahai manusia!!! Memang engkau diciptakan sebagai khalifah yang mengelola bumi ini, tapi bukan berarti engkau adalah pemiliknya yang dengan sekehendak hatimu mengerus dan menghancurkan segala keindahannya untuk kepentingan kaummu. Kami adalah milik Allah dimana segala perlakuanmu akan kau pertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Engkau bisa menghindar dari segala hukuman yang diatur manusia di bumi ini, namun ingatlah tidak akan ada yang pernah lepas dari Kekuasan Allah.

Senin, 18 Agustus 2014

Akhirnya aku merasakannya

Akhirnya aku merasakannya Aku merasa aneh saat dia menatapku seakan ingin menelanku mentah-mentah dengan tatapan matanya yang menusuk hatiku. Sering aku menganngap mereka hanya membuang-buang waktunya untuk membenciku, hanya karena sebuah alasan yang tak masuk akal “PRIA”. Ya kata ini sering membuat masalah di hidupku, terutama posisiku di mata para teman-teman wanita ku. Memang aku tak menyalahkan jika pria menyukaiku atau sekedar ingin dekat denganku, kalau masih dalam batas yang wajar aku santai saja. Tetapi siapa yang bakalan tegar kalau berteman dengan pria tersebut engkau akan dibenci temanmu sendiri. Tatapan sinis, gunjingan bahkan cacian ia alamatkan kepadamu. Seolah engkau adalah wanita penggoda yang haus akan kasih sayang lelaki, huft rasanya itu.... Arggghhhh. Serba salah. Lebih parahnya lagi saat engkau telah mencoba membicarakan masalah ini dengan teman pria mu tersebut dan berharap dia akan segera menjauhimu. Dia malah berkata terserah dia, aku juga punya hati, dan bukan untuk dia gimana mau dipaksain. Huft mati kutu. Aku hanya bisa mencoba menjauh,,,jauhh,,dan jauhh. Aku lebih tega melihat lelaki menangis daripada harus melihat wanita sakit hati. Seandainya wanita itu tau aku tak butuh lelaki, mungkin dia akan tersenyum. Tapi kurasa dia tak akan tau karena kebencian itu telah menutup matanya untuk melihatku. Akhirnya aku merasakannya Rasa yang cukup dalam yang tanpa sengaja tertanam dan tumbuh subur menggerogoti setiap aliran darah dan detak jantungku. Entah mengapa dia dengan sombongnya berani menyeruak masuk ke dalam hatiku yang telah lama ku kunci rapat. Ya itu dia, tetapi bukan dirinya. Huft,,, aku benar-benar tak mengerti. Bagaimana aku bisa mengerti, jika hanya rasanya yang bisa aku rasakan, namun sangat bertolak belakang dengan dirinya yang seolah menjauh memandangku muak. Bagaimana aku bisa mengerti, jika hanya rasanya yang membekukanku, namun dirinya terus membakarku. Sering ku coba untuk berhenti, namun mengapa detak jantungku terus memburu hanya dengan mendengar namanya atau hanya mentapnya. Karena kata-katanya bagaikan berlian yang tak ternilai untuk bisa sampai ke telingaku. Hampir tak pernah ada. Akhirnya aku merasakannya Ya akhirnya merasakan betapa pedih dan bencinya melihat ada bintang lain menuju mataharimu. Aku merasakan hal yang dulu yang pernah kuanggap suatu hal yang membuang waktu. Sakit itu ada saat mereka terlihat dekat. Perih itu ada saat mereka tertawa dan bercanda bersama. Benci itu ada saat aku berpikir mengapa harus dia. Marah itu ada saat dia tak memperlakukanku sepertinya. Hingga merasa bodoh dengan diri sendiri yang lemah akan pikiran sendiri. Bukankah aku telah menjadi orang yang ku anggap aneh dulu ? Ya,,, cemburu ini membuatku membenci diriku.

Minggu, 20 Juli 2014

Jangan buatku memilih

::Saat suatu harapan muncul dengan dengan segala keindahannya, merayumu memperlihatkan segala sesuatu yang pernah kau impikan. Namun dengan segera kau lupakan karena hal tersebut meupakan mimpi indah yang hanya menerangi tidurmu bukan meniti jalan nyatamu. Kau telah menguburnya dalam dan menutup segala kemungkinan agar harapan itu tak muncul kembali. Berharap tak seorangpun mengetahui apa yang pernah kau rasakan. Karena kau mengetahui bahwa tak hanya dirimu yang memimpikannya tetapi juga teman dekatmu. ::Mencoba mengalah demi sebuah persahabatan bukanlah hal yang terlalu istimewa. Tetapi disaat mimpi itu tanpa kau duga menghampirimu tanpa pernah kau minta, apakah yang akan kau lakukan. Apakah harus ikut terbuai di dalamnya atau cukup terbangun untuk menghilangkannya. Tak melukai hati orang lain dengan menjaga hatimu untuk tidak tenggelam dalam indahnya mimpi itu. Cukup alasanku untuk menghindari dan menjaga hatiku demi hati sahabatku. Aku tak ingin disebut pengkhianat hanya untuk seorang lelaki.

Rabu, 18 Juni 2014

: : JANJI : :

Ketika sebuah janji diabaikan, ketika kepercayaan dipatahkan dan ketika sebuah penantian tak dihiraukan. Mengerti akan kesibukan yang membawamu tak mengingat atau menepati janji yang kau buat sendiri, yang dengan mudah memberi harapan dan menancapkannya dalam hati seseorang. Seseorang yang merasa janji yang kau buat adalah embun yang merasuk jiwanya. Seseorang yang mengerti ucapan adalah sebuah wujud rasa. Tetapi Seseorang tak butuh janji yang kau ukir sempurna dihiasi kilauan cahaya yang menyilaukan, namun semua hanya sebuah fatamorgana. Mengapa tidak berkata tidak jika memang tak mampu, jika memang kau ragu dan jika memang kau tak mau. Cukup sebuah penegasan untuk membuat orang untuk tidak berharap. Berdiri dalam penantian bagaikan hidup dalam kegelapan, lelah mencari cahaya hingga lumpuh untuk mengingatnya. Kau biarkan dia terpenjara dalam harapan yang membuatnya terkungkung tak bisa lari entah kemana. Mungkin engkau menganggapnya sebuah hal kecil kecil yang tak mesti dirisaukan. Tidakkah engkau tahu harapan yang kau tanam menjalar indah dalam aliran darah jiwanya. Tidakkah engkau tau janji yang kau semat menari indah dalam setiap ruang bathinnya. Ya, mungkin kau takkan pernah tahu

Selasa, 17 Juni 2014

Ayah ajari aku bersabar

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yang sedang membaca koran… anak : “Ayah, ayah,” kata sang anak. “Ada apa Nak?” tanya sang ayah. “Aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus, sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek. Aku mau menyontek saja! Aku capek. Sangat capek. Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek, sangat capek. Aku capke karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung. Aku juga ingin jajan terus! Aku capek, sangat capek, karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati. Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman- temanku, sedang mereka seenaknya saja bersikap kepadaku. Aku capek ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka yang terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!” Begitu sedihnya, sehingga sang anak pun mulai menangis. Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata: ”Anakku, ayo ikut ayah. Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh ”Ayah kita mau kemana sih?? Aku tidak suka jalan ini. Lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi serangga, berjalanpun susah karena ada banyak ilalang. Aku benci jalan ini ayah!” Sang ayah hanya terdiam. Mereka pun tetap berjalan terus. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu - kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang. “Wwaaaah… tempat apa ini ayah? Aku suka! Aku suka sekali tempat ini!” Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah,” ujar sang ayah. Si anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah engkau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah?” ” Tidak tahu Ayah, memangnya kenapa?” “Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu.” ” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya, Yah?” ”Nah, akhirnya kau mengerti” ”Mengerti apa? Aku tidak tahu apa yang harus dimengerti” ” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi. Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga dan akhirnya semuanya terbayarkan? Ada telaga yang sangat indah, seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa-apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku.” ” Tapi Ayah, bersabar itu tidak mudah. ” ”Ayah tahu. Oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada Ayah dan Ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi ingatlah anakku, kami tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri. Jadilah pribadi yang kuat, yang tetap tabah dan tawakkal karena kau tahu ada Tuhan di sampingmu. Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Nah, kau tahu akhirnya kan?” ”Ya Ayah, aku tahu.. Aku akan mendapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih Ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar.” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.. #suksesusiamuda

Jumat, 13 Juni 2014

Aku tidak lemah

"Kok pucat terus sih cha ?". Tanya laboran itu memandang wajahku. Aku hanya tersenyum membalas pertanyaannya. "Oia pucat gini tapi donor darah kok bisa lolos yahh??" tanya nya lagi. Tetap saja aku diam dan tersenyum sambil menggerakkan kakiku keluar dari laboratorium itu. Donor darah merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan perjuangan buatku, keseringan di tolak karena tekanan darah kurang atau Hb yang terlalu rendah. Anemia bukan hal yang harus kuberi perhatian khusus, ini cukup membuatku semakin "putih" dan tentunya membuatku lemah :). Tubuhku terlalu sensitif terhadap apapun, aku bersyukur Allah memberiku beberapa indera yang cukup tajam. Terkadang aku mampu mencium apapun yang tidak mampu mereka rasakan, membuatku sesak, mual dan ingin muntah. Kulitku akan memerah jika terkena sinar matahari yang membuat tubuhku lemas dan kepalaku terasa berat. Belum lagi di cuaca dingin,bentol-bentol yang sangat gatal itu kerap melandaku dan apabila suhu tubuhku tak mampu lagi mengatasinya, ia akan membekukanku dan membuatku sulit untuk bernafas. Aku juga tak tahu aku harus memilih tempat tinggal dimana kelak kalau cuaca panas dan dingin aku tak kuat,, maafkan aku ya Allah. Keseringan sakit membuatku menjadi semakin tak peduli, biarkan saja udah biasa bisik hatiku. Aku tak suka perhatian, mungkin karena dulu keluargaku jarang memperhatikanku karena kehadiran adikku yang jarak kelahiran kami tidak lama. Aku sedikit terabaikan :), untuk meminta apapun yang aku perlukan aku tak berani, karena pernah pada suatu hari, aku meminta, yang harus mengumpulkan segenap keberanian hingga aku mampu mengatakannya. Ibuku menjawab buat apa ? kapan-kapan aja. Hmm dia memberiku harapan dan membuatku selalu menunggu janji itu. Hmm akhirnya tidak ada hasilnya. Hal tersebut membuatku tak berani meminta bantuan kepada orang, dan benci dengan janji. Jangan pernah berjanji denganku jika takkan ditepati. Lebih baik menolak daripada memberiku harapan. Jadi hal itu juga membuatku sangat ketakutan terlambat apabila berjanji. Disaat aku mati-matian untuk tepat waktu, orang yang berjanji malah terlambat dan membuatku menunggu itu membuatku ingin menangis. Aku juga gak tahu mengapa se -lebay itu hmm. Sampai sekarang minta uang kuliah aja aku takut apalgi kalau ada keperluan lain. Walaupun ibuku sering berkata "Kalau uang mu kurang, bilang ya nang jangan minta-minta uang dari orang." dengan bercanda aku menjawabnya, "ciehh banyak uang kita mak?? hehe". "Ada makanya bilang kalau ada perlu kalau uangmu habis atau kurang, jangan minta-minta ama orang". "iya mama cantik, banyak nya uangku mak". Aku bukan kurang uang ma, aku butuh perhatiannmu dalam hatiku. Karena kekurangan perhatian darimu, jadi setiap orang yang memberi perhatian padaku membuatku risih dan menghindar karena aku tak biasa diperhatikan. Jadi mereka salah ma kalau bilang aku cari perhatian karena sikapku yang terlalu ceria yang mau tak mau telah melekat di diriku. Walaupun aku sering dimarahi terlalu banyak senyum.. hmmm. Tiba- tiba kalau aku diam, dikira marah atau aneh. Jadi serba salah ma, padahal disaat aku mulai diam berarti aku mulai capek dan lemah sehingga aku menjauh untuk menghindari segala perhatian dari mereka. tapi apa? aku dikira autis ma, ckckck. Tapi aku bersyukur aku hidup dalam keluarga kita ma, karena kalian mengajarkan aku kemandirian sampai-sampai orang2 disekelilingku merasa tak dibutuhkan olehku dan merasa aku tertutup. Karena aku selalu berpikir mengapa harus membagi masalahku kepada orang lain, bukankah dia juga punya masalah yang boleh jadi lebih susah dibandingkan denganku. Dengan segala kekurangan yang ku punya aku gak lemah ma. Aku kuat dengan "tumpangan"2 lainnya yang bersarang di tubuhku. Aku ingin tetap ceria dan berbagi senyumanku, karena aku tak tahu sampai kapan mereka menikmati waktu bersama ku. walaupun mungkin ada tidaknya diriku tak berpengaruh apa-apa bagi mereka ma. Miss you mom . Always love you :*

Rabu, 08 Januari 2014

Harapannya Mengetuk Hatiku



Aku langsung memakai maskerku ketika aku memasuki bus kota bernama Damri ini dari pintu belakang. Yahh seperti biasanya karena aku bukanlah orang yang cukup kuat untuk menantang kejamnya polusi udara di kota ini. Aku dan teman-teman ku mungkin cukup beruntung karena kami masih dapat tempat duduk dan bus langsung bergerak maju sesaat kemudian. Tidak ada yang spesial dari perjalanan ini kecuali candaan kami yang membuat orang-orang tau bahwa kami bukan warga asli Kota Kembang ini. Disampingku duduk lelaki muda yang sedang tertidur namun sesekali melihat handphone nya dan kembali tidur setelah memasukkannya ke sakunya. Semakin lama bus ini semakin sesak oleh ramainya penumpang. Aku cukup mual, tapi harus kuat karena kata seseorang sakit itu jangan dituruti tapi harus dilawan. Yupz,, mencoba mengikuti sarannya . Aku mencoba melihat sekelilingku, jlep aku melihat seorang ibu tua menatapku hingga menggurat hatiku dengan harapannya, aku tak tahu kapan dia menaiki bus ini, tapi aku mencoba mengalihkan mataku dan melihat sekeliling orang-orang yang lelah berdiri. Aku mencoba untuk tidak menghiraukannya. Bukankah masih banyak pemuda yang lebih kuat daripada aku yang seharusnya mempersilahkannya untuk duduk. Hmm.. setelah beberapa menit aku akhirnya berdiri kemudian mempersilahkan ibu tersebut menduduki kursiku. Aku lega dan rasanya aku bahagia bisa berbuat satu kebaikan dalam bus ini. Tak lama aku berdiri, temanku mempersilahkan aku duduk di dekatnya dengan luas area yang sangat tak memungkinkan tapi tetap saja aku mengambil tawarannya. Lalu kernet bus tersebut lalu lalang untuk mengumpulkan ongkos. Terpaksa aku harus berdiri lagi untuk memperluas ruang geraknya sehingga temanku mengubah tawarannya menjadi jasa penitipan tas . Tak berapa lama kemudian aku melihat sepasang suami istri yang sudah berumur pula duduk di tempat duduk bekas temanku, aku tersenyum senang mereka tak mau kalah saing dengan ku. Yahh masih terus melaju dengan santai karena bus tak mungkin melaju kencang pada jam sibuk seperti ini. Seorang anak muda yang lebih tua dariku mempersilahkan aku duduk di kursinya karena gak tega kali yahh melihat cew cantik berdiri di bus,,, hahahag. Yupzzz,,,, intinya jangan pernah takut untuk memulai, jangan pernah mengabaikan kebaikan walaupun itu kecil, kebaikan itu dapat menular dan kebaikan itu akan berbuah manis .

Selasa, 07 Januari 2014

Karena Aku Mencintaimu

Karena Aku Mencintaimu
Bismillahirrahmanirrahim....

Karena aku mencintaimu, aku ingin menjagamu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin dekat denganmu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin memandangmu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyapamu

Karena aku mencintaimu, takkan kubiarkan cermin hatimu keruh

Karena aku mencintaimu, takkan kubiarkan perisai hatimu retak bahkan pecah akan dahsyatnya cinta ini

Karena cinta ini....

Ku tak ingin mengusik ketentraman hatimu

Ku tak ingin mempesonamu

Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,,ataupun menaruh harap padaku

... Maka biarkanlah aku seolah tak acuh memperhatikanmu, tak sadar mendoakanmu, tak kuasa merindumu...................

Biarkanlah aku hening dalam cintaku

Biarkanlah aku dingin dalam sikapku

...Semua itu karena aku mencintaimu

...Demi keselamatanmu

...Demi kemuliaanmu dimata-Nya

Bukankah semuanya ada dalam garis tangan yang dilukis-Nya... Aku yakin jika cinta terciprat untuk bersatu, maka akan bersatu. 

Jika tidak, aku tak mengapa walau akan terluka karena aku yakin itu yang terbaik.