Cari Blog Ini

Senin, 04 November 2013

Sebuah Perjalanan (Catatan Harian)

21 Okt. 13(at angkot Kalapa-Buah Batu)
Mungkin dibenaknya telah tertanam doktrin orientalis yang menganggap segala wajah Islam adalah teroris. Atau hanya kicauan yang tak pernah singgah di otak kirinya, sehingga tak ada analisis atau filter akan perkataan yang ia lontarkan. Pada awalnya aku sempat benci bahkan muak dengan kata-katanya saat ia melihat wanita-wanita yang menurutku cantik berjilbab lebar dan menggunakan burqa atau cadar (aku tak tahu pasti perbedaannya) “Paguyuban Istri-istri Teroris” kepada pak supir saat ia duduk di bagian depan angkutan umum yang juga ku tumpangi, tanpa ada balasan dari sang supir angkutan umum itu terus melaju seakan tak menghiraukannya.
Sontak mata ku mengarah ke sumber suara itu, tampak seorang lelaki dewasa menggunakan kaca mata hitam, kemeja coklat, dan topi yang sering dipakai oleh seniman(aku tak tahu nama topinya apa, lagian itu bukan hal penting yang ingin ku bahas disini). Ingin ku berkata “ Pak, jangan menilai orang sebelum menilai diri sendiri, penampilan bapak saja seperti perampok, apakah bapak mau saya katakan paguyuban perampok kelas rendah (hmm mungkin dia bakal emosi melihatku atau menganggapku orang aneh yang lancang karena mengatakan hal tersebut), sepanjang perjalanan aku hanya bisa menatap nanar di balik punggungnya, menahan kata-kata yang hendak aku lontarkan. Aku berharap aku yang turun duluan untuk menyampaikan kalimat indahku, tapi Allah berkehendak lain di sebuah persimpangan ia turun padahal tempat yang kutuju masih jauh.
Terkadang kita terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan dari sampel acak yang tak lengkap bahkan tak dapat mewakili, mengapa menyalahkan Islam hanya karena kesalahan segelintir orang yang tidak tahu tentangnya dan menjadikannya alasan sebagai pembenaran perbuatan kejinya. Walaupun aku bukanlah muslimah yang baik, yang mengerti sepenuhnya akan Islam, tapi tetap saja hatiku protes saat orang melecehkan agama yang seringkali ia juga menganutnya, apakah ada yang salah dengan pilihan orang tentang fashion yang ia tampilkan atau pengetahuannya yang melebihi kapasitas otakmu, toh ia tak pernah mengganggu dan merugikanmu. Dan satu lagi hal yang paling membuatku muak, kebanyakan dari kita cenderung memandang biasa orang yang menggunakan celana pendek atau rok mini berkeliaran di tempat umum, daripada orang yang menjaga aurat dan kecantikannya dengan apik. Jujur aku sebagai wanita saja sudah terpesona dengan keindahan tubuh yang ia pamerkan apalagi terhadap kaum adam, aku rasa godaan itu lebih besar.
Aku tak menyalahkan orang-orang yang berpikiran sombong hanya karena ketidaktahuannya, tapi aku sedih kenapa negeri yang masyarakatnya mayoritas muslim malah menjadi duri dalam daging bagi saudaranya. Mungkin ini merupakan salah satu dampak pemisahan agama dalam setiap aspek kehidupan di negeri ini, seakan-akan agama hanya sebagai simbol kepercayaan dan tak untuk diterapkan dalam segala persoalan kehidupan... hmm entah lah ..